Dua danau yang berada di Pegunungan Arfak, Papua Barat ini diyakini sebagai perwujudan laki-laki dan perempuan. Dua danau tersebut bernama Danau Anggi Gida dan Danau Anggi Giji. Nenek moyang masyarakat Arfak meyakini Anggi Gida dan Anggi Giji berasal dari sepasang pemburu. Mereka putus asa karena tidak kunjung menemukan buruan. Lalu mereka berjumpa ular besar, tanpa mengetahui bahwa ular ini adalah hewan keramat. Saat dipotong, tubuh ular terus menyambung lagi dan tak kunjung mati. Langit kemudian mendung dan kilat menyambar-nyambar yang membuat mereka lari terbirit-birit. Di ujung bukit mereka terpisah di dua arah berlawanan. Saat menuruni, mereka tersambar petir dan meninggal. Di tempat meninggalnya mereka kemudian terisi air dan jadilah Anggi Gida dan Anggi Giji. Masyarakat setempat meyakini Danau Anggi Gida disebut sebagai danau perempuan, sementara Danau Anggi Giji dikenal sebagai danau laki-laki. Nama Anggi berasal dari bahasa Suku Sougb, yakni Ameninggwi yang berarti danau. Disebut Ameninggwi Ligiji yang artinya danau laki-laki, dan Ameninggwi Ligida berarti danau perempuan. Hal yang membedakannya kedua danau ini, yaitu Danau Anggi Giji menyerupai alat kelamin laki-laki. Lokasinya di wilayah Distrik Anggi, Sururey, dan Taige. Di sini terdapat pulau bergerak, warna airnya hitam pekat seperti laki-laki. Sudut-sudut Pantai Danau Anggi Giji berpasir coklat. Dari kejauhan, airnya berwarna biru, tapi dari dekat agak kehitaman karena dasar danaunya adalah lumpur. Sedangkan Anggi Gida bentuknya menyerupai alat kelamin perempuan. Danau ini dihuni Suku Sougb. Beberapa sudut pantainya berpasir putih dengan perairan menawan. Airnya berwarna gradasi biru muda dan toska. Karena airnya yang cantik, Anggi Gida diibaratkan seperti wanita.